tag:blogger.com,1999:blog-39540457070570474972024-03-12T22:47:50.295-07:00MAJLIS ANNISANDAKWAH ANAK IBU KOTAhttp://www.blogger.com/profile/00221740117250781422noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-3954045707057047497.post-55325822680972200102010-07-21T21:06:00.000-07:002010-07-21T22:09:30.046-07:00bertawassul Dalam berdo'aAda beberapa kalangan yang menganggap bahwa berdo'a dengan mengatas namakan orang lain ( bertawassul ) termasuk bid'ah atu syirik,bahkan ada yang mengkafirkan ,,<br />berikut ini sekilas klasifikasi dan dalil yang dapat kita jadikan sebagai pedoman<br /><br />Apakah bertawasul/berdo'a dengan perantaraan orang yang sudah mati hukumnya haram atau termasuk syirik karena sudah meminta kepada sang mati (lewat perantaraan)? Saya gelisah, karena amalan ini banyak dilakukan oleh masyarakat di Indonesia. Apalagi dilakukan sebelum bulan Ramadhan dengan mengunjungi makam-makam wali dan lain-lain sehingga untuk mendo'akan orang tua kita yang sudah meninggal pun seakan terlupakan," katanya.Perlu kami jelaskan kembali bahwa tawassul secara bahasa artinya perantara dan mendekatkan diri. Disebutkan dalam firman Allah SWT:<br /><div align="center"><br /><strong><span style="font-size:180%;color:#ffff66;">يآأَيُّهاَ الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ</span></strong> </div><div align="center"><em><span style="color:#33ff33;"><strong>"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, " (Al-Maidah:35)".</strong></span></em></div><div align="center"><em></em></div><div align="center"><em></em></div>Pengertian tawassul sebagaimana yang dipahami oleh umat muslim selama ini bahwa tawassul adalah berdoa kepada Allah SWT melalui suatu perantara, baik perantara tersebut berupa amal baik kita ataupun melalui orang sholeh yang kita anggap mempunyai posisi lebih dekat kepada Allah SWT. Jadi tawassul merupakan pintu dan perantara doa untuk menuju Allah SWT. Tawassul merupakan salah satu cara dalam berdoa.Banyak sekali cara untuk berdoa agar dikabulkan oleh Allah SWT, seperti berdoa di sepertiga malam terakhir, berdoa di Maqam Multazam, berdoa dengan didahului bacaan alhamdulillah dan shalawat dan meminta doa kepada orang sholeh. Demikian juga tawassul adalah salah satu usaha agar doa yang kita panjatkan diterima dan dikabulkan Allah SWT . Dengan demikian, tawasul adalah alternatif dalam berdoa dan bukan merupakan keharusanPara ulama sepakat memperbolehkan tawassul kepada Allah SWT dengan perantaraan amal sholeh, sebagaimana orang melaksanakan sholat, puasa dan membaca Al-Qur’an. Seperti hadis yang sangat populer diriwayatkan dalam hadits sahih yang menceritakan tentang tiga orang yang terperangkap di dalam gua, yang pertama bertawassul kepada Allah SWT atas amal baiknya terhadap kedua orang tuanya; yang kedua bertawassul kepada Allah SWT atas perbuatannya yang selalu menjahui perbuatan tercela walaupun ada kesempatan untuk melakukannya; dan yang ketiga bertawassul kepada Allah SWT atas perbuatannya yang mampu menjaga amanat terhadap harta orang lain dan mengembalikannya dengan utuh, maka Allah SWT memberikan jalan keluar bagi mereka bertiga.Adapun yang menjadi perbedaan di kalangan ulama adalah bagaimana hukumnya bertawassul tidak dengan amalnya sendiri melainkan dengan seseorang yang dianggap sholeh dan mempunyai martabat dan derajat tinggi di mata Allah SWT. Sebagaimana ketika seseorang mengatakan: “Ya Allah SWT aku bertawassul kepada-Mu melalui nabi-Mu Muhammmad SAW atau Abu Bakar atau Umar dll”. Para ulama berbeda pendapat mengenai masalah ini.Pendapat mayoritas ulama mengatakan boleh, namun beberapa ulama mengatakan tidak boleh. Akan tetapi kalau dikaji secara lebih detail dan mendalam, perbedaan tersebut hanyalah sebatas perbedaan lahiriyah bukan perbedaan yang mendasar karena pada dasarnya tawassul kepada dzat (entitas seseorang), adalah tawassul pada amal perbuatannya, sehingga masuk dalam kategori tawassul yang diperbolehkan oleh ulama’. Pendapat ini berargumen dengan prilaku (atsar) sahabat Nabi SAW:<br /><div align="center"><br /><span style="color:#ffff66;"><strong><span style="font-size:180%;">عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ إِنَّ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ كَانَ إِذَا قَحَطُوْا اسْتَسْقَى بِالعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ المُطَلِّبِ فَقَالَ اللَّهُمَّ إِنَّا كُنَّا نَتَوَسَّلُ إَلَيْكَ بِنَبِيِّنَا فَتُسْقِيْنَا وَإِنَّا نَنَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِعَمِّ نَبِيِّنَا فَاسْقِنَافَيَسْقُوْنَ. </span><span style="font-size:100%;">أخرجه الإمام البخارى فى صحيحه ج: 1 ص:137</span></strong>“</span></div><br /><div align="center"><em><span style="color:#33ff33;"><strong>"Dari Anas bin malik bahwa Umar bin Khattab ketika menghadapi kemarau panjang, mereka meminta hujan melalui Abbas bin Abdul Muttalib, lalu Umar berkata: "Ya Allah, kami telah bertawassul dengan Nabi kami SAW dan Engkau beri kami hujan, maka kini kami bertawassul dengan Paman Nabi kita SAW, maka turunkanlah hujan..”. maka hujanpun turun.” (HR. Bukhori)"</strong></span></em></div><div align="center"><em></em></div>Imam Syaukani mengatakan bahwa tawassul kepada Nabi Muhammad SAW ataupun kepada yang lain (orang shaleh), baik pada masa hidupnya maupun setelah meninggal adalah merupakan ijma’ para sahabat. "Ketahuilah bahwa tawassul bukanlah meminta kekuatan orang mati atau yang hidup, tetapi berperantara kepada keshalihan seseorang, atau kedekatan derajatnya kepada Allah SWT, sesekali bukanlah manfaat dari manusia, tetapi dari Allah SWT yang telah memilih orang tersebut hingga ia menjadi hamba yang shalih, hidup atau mati tak membedakan atau membatasi kekuasaan Allah SWT, karena ketakwaan mereka dan kedekatan mereka kepada Allah SWT tetap abadi walau mereka telah wafat."Orang yang bertawassul dalam berdoa kepada Allah SWT menjadikan perantaraan berupa sesuatu yang dicintai-Nya dan dengan berkeyakinan bahwa Allah SWT juga mencintai perantaraan tersebut. Orang yang bertawassul tidak boleh berkeyakinan bahwa perantaranya kepada Allah SWT bisa memberi manfaat dan madlarat kepadanya. Jika ia berkeyakinan bahwa sesuatu yang dijadikan perantaraan menuju Allah SWT itu bisa memberi manfaat dan madlarat, maka dia telah melakukan perbuatan syirik, karena yang bisa memberi manfaat dan madlarat sesungguhnya hanyalah Allah SWT semata. Jadi kami tegaskan kembali bahwa sejatinya tawassul adalah berdoa kepada Allah SWT melalui suatu perantara, baik perantara tersebut berupa amal baik kita ataupun melalui orang sholeh yang kita anggap mempunyai posisi lebih dekat kepada Allah SWT. Tawassul hanyalah merupakan pintu dan perantara dalam berdoa untuk menuju Allah SWT. Maka tawassul bukanlah termasuk syirik karena orang yang bertawasul meyakini bahwa hanya Allah-lah yang akan mengabulkan semua doa. Wallahu a’lam bi al-shawab.<br /><br /><em><span style="font-size:85%;">H M. Cholil NafisWakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU</span></em>DAKWAH ANAK IBU KOTAhttp://www.blogger.com/profile/00221740117250781422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3954045707057047497.post-68812850052635281232010-07-13T03:05:00.000-07:002010-07-13T03:38:20.717-07:00KONTROVERSI MENGGERAK2KAN JARI DALAM SHOLAT<div align="left"><span class="fullpost">Jika kita perhatikan, saat duduk tasyahhud dalam shalat memang tidak semua orang menggerakkan jari telunjuk dengan cara yang sama. Ini semata-mata karena perbedaan ulama dalam memahami hadits. Perbedaan ini terjadi sejak zaman tabi’in dan ulama mazhab. Perbedaan ini tidak menyebabkan tidak sahnya shalat dan tidak pula menyebabkan kesesatan, karena perbedaannya dalam hal furu’iyah yang masing-masing mempunyai dalil hadits Rasulullah SAW.Adapun hadits yang dipahami berbeda-beda oleh ulama adalah hadits Rasulullah saw.:</span></div><div align="left"><span class="fullpost"><br /><span style="color:#ffff66;"><strong><span style="font-size:180%;">عن ابن عمر رضي الله عنهما: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وسلم اِذَاَ قَعَدَ لِلتَّشَهُّدِ وَضَعَ يَدَهُ اليُسْرَى عَلىَ رُكْبَتِهِ وَاليُمْنَى عَلىَ اليُمْنىَ, وَعَقَدَ</span></strong> <strong><span style="font-size:180%;">ثَلاَثاً وَخَمْسِيْنَ وَأَشَارَ بِإِصْبِعِهِ السَّباَبَةِ </span></strong></span></span></div><div align="left"><span class="fullpost"><strong><span style="font-size:180%;color:#ffff66;">--رواه مسلم</span></strong></span></div><div align="left"><span class="fullpost"><em>"Dari Ibnu Umar RA bahwa Rasulullah SAW jika duduk untuk tasyahhud, beliau meletakkan tangan kirinya di atas lutut kirinya, dan tangan kanannya di atas lutut kanannya dan membentuk angka “lima puluh tiga”, dan memberi isyarat (menunjuk) dengan jari telunjuknya” (HR Muslim)".</em></span></div><div align="left"></div><div align="left"><span class="fullpost">Yang dimaksud dengan “membentuk angka lima puluh tiga” ialah suatu isyarah dari cara menggenggam jari kelingking, jari manis dan jari tengah disebut angka tiga, dan menjadikan ibu jari berada di atas jari tengah dan di bawah jari telunjuk. Adapun penyebab terjadinya perbedaan ulama tentang cara isyarah dengan jari telunjuk saat tasyahhud apakah digerakkan atau diam saja dan kapan waktunya adalah karena ada hadits yang sama denga di atas dengan tambahan teks (matan) dari riwayat lain, </span></div><div align="left"><span class="fullpost">yaitu hadits yang diceritakan dari Sahabat Wail RA:</span></div><div align="left"><span class="fullpost"><br /><strong><span style="font-size:180%;"><span style="color:#ffff66;">ثُمَّ رَفَعَ اصْبَعَهُ فَرَأَيْتُهُ يُحَرِّكُهاَ يَدْعُوْ --رواه أحمد</span><span style="color:#ffff66;">”.....</span></span></strong> </span></div><div align="left"><span class="fullpost"><em>"Kemudian beliau mengangkat jarinya sehingga aku melihatnya beliau menggerak-gerakkanya sambil membaca doa.” (HR: Ahmad)".</em> </span></div><div align="left"></div><div align="left"><span class="fullpost">Sedangkan hadits yang diriwayatk dari Ibn Zubair RA:</span></div><span class="fullpost"><div align="left"><br /><strong><span style="font-size:180%;"><span style="color:#ffff66;">أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كاَنَ يَشِيْرُ بِإِصْبِعِهِ إِذَاَ دَعَا لاَ يُحَرِّكُهَا --</span></span><span style="font-size:100%;color:#ffff66;">رواه أبو داود والنسائي</span></strong><span style="color:#ffff66;">“</span></div><div align="left"></div><div align="left"><em>"Bahwa Nabi SAW memberi isyarat (menunjuk) dengan jarinya jika dia berdoa dan tidak </em></div><div align="left"><em>menggerakkannya. (HR Abu Daud dan Al Nasai)".</em></div><div align="left"><em></em></div><div align="left">Dari Hadits tersebut Imam Mazhab fiqh sepakat bahwa meletakkan dua tangan di atas kedua lutut pada saat tasyahhud hukumnya adalah sunnah. Namun juga para imam mazhab berbeda pendapat dalam hal menggenggam jari-jari dan berisyarat dengan jari telunjuk (<em>Alawi Abbas al Maliki, Ibanahtul Ahkam, Syarh Bulughul Maram, Indonesia: al Haramain, Juz 1, h. 435-437</em>. </div><div align="left"></div><div align="left">Dan lihat pula Al Juzayri, Kitab al-Fiqh ‘Ala Madzahibil Arba’ah, Beirut: Darul Fikr, 1424 H. Juz 1, h. 227-228).</div><ol><li><div align="left">Menurut ulama mazhab Hanafi, mengangkat jari telunjuk dilakukan pada saat membaca lafadz “Laa Ilaaha”, kemudian meletakkannya kembali pada saat membaca lafadz “illallah” untuk menunjukan bahwa mengakat jari telunjuk itu menegaskan tidak ada Tuhan dan meletakkan jari telunjuk itu menetapkan ke-Esa-an Allah. Artinya, mengangkat jari artinya tidak ada Tuhan yang berhak disembah dan meletakkan jari telunjuk untuk menetapkan ke-Esa-an Allah.</div></li><li><div align="left">Menurut ulama mazhab Maliki, pada saat Tasyahhud tangan kanan semua jari digenggam kecuali jari telunjuk dan ibu jari di bawahnya lepas. kemudian menggerak-gerakkan secara seimbang jari telunjuk ke kanan dan ke kiri.</div></li><li><div align="left">Menurut ulama mazhab Syafi’i, mengenggam jari kelingking, jari manis dan jari tengah. Kemudian memberi isyarat (menunjuk) dengan jari telunjuk sekali saja saat kalimat “illallah” (الا الله) diucapkan.</div></li><li><div align="left">Menurut mazhab Hambali, mengenggam jari kelingking, jari manis dan jari tengah dengan ibu jari. kemudian memberi isyarat (menunjuk) dengan jari telunjuk saat kalimat “Allah” ( الله) diucapkan ketika tasyahhud dan doa.</div></li><li><div align="left">Pendapat Syeikh Al-Albani. (Lihat kitab Sifat Shalat Nabi halaman 140). bahwa menggerakkan jari dilakukan sepanjang membaca lafadz Tasyahhud.Imam al-Baihaqi menyatakan:<br /><span style="font-size:180%;"><span style="color:#ffff66;"><strong>وَقَالَ البَيْهَقِيْ: يَحْتملُ أَنْ يَكُوْنَ مُرَادُهُ بِالتَحْرِيْكِ الإِشَارَةُ حَتَّى لاَيُعَارِضَ حَدِيْثَ ابْنِ</strong> <strong>الزُبَيْر</strong></span></span></div></li></ol><p align="left"><strong><span style="font-size:180%;"></span></strong>Kemungkinan maksud hadits yang menyatakan bahwa jari telunjuk digerak-gerakkan saat tasyahhud adalah isyarat (menunjuk), bukan mengulang-ulang gerakkannya, agar tidak bertentangan dengan hadits Ibnu Zubair yang menyatakan tidak digerakkannya jari telunjuk tersebut.</p><p align="left">Hikmah memberi isyarah dengan satu jari telunjuk ialah untuk menunjukkan ke-Esa-an Allah dan karena jari telunjuk yang menyambung ke hati sehingga lebih mendatangkan kekhusyu’an.<br /><em>H M. Cholil Nafis</em></span></p>DAKWAH ANAK IBU KOTAhttp://www.blogger.com/profile/00221740117250781422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3954045707057047497.post-51436210020467972302010-07-09T00:39:00.000-07:002010-07-09T01:35:49.074-07:00FADHILAH MEMBACA SHOLAWAT<div align="center"><span class="fullpost" style="font-size:180%;color:#ffff66;"><strong>وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ</strong></span></div><div align="center"><strong><span style="font-size:180%;"></span></strong> </div><div align="center"><span class="fullpost"><em>"Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Sayyidina Muhammad Rasulullah"</em></span></div><div align="center"><em></em> </div><span class="fullpost">Allah SWT berfirman:</span><br /><span class="fullpost"><div align="center"><br /><strong><span style="font-size:180%;color:#ffff66;">إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيما</span></strong></div><br /><div align="center"><strong>"Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bershalawat salamlah kepadanya. (QS Al-Ahzab 33: 56)"</strong></div><div align="center"><strong></strong> </div> Shalawat dari Allah berarti rahmat. Bila shalawat itu dari Malaikat atau manusia maka yang dimaksud adalah doa.<br /> Sementara salam adalah keselamatan dari marabahaya dan kekurangan. Tidak ada keraguan bahwa membaca shalawat dan salam adalah bagian dari pernghormatan (tahiyyah),<br /><br />maka ketika kita diperintah oleh Allah untuk membaca shalawat -yang artinya mendoakan Nabi Muhammad- maka wajib atas Nabi Muhammad melakukan hal yang sama yaitu mendoakan kepada orang yang membaca shalawat kepadanya. Karena hal ini merupakan ketetapan dari ayat:<br /><br /><div align="center"><strong><span style="font-size:180%;">فَحَيُّواْ بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا</span></strong></div><br /><div align="center"><strong><em>"Maka lakukanlah penghormatan dengan penghormatan yang lebih baik atau kembalikanlah penghormatan itu. (QS. An Nisa’: 86)"</em></strong></div><div align="center"><strong><em></em></strong> </div>Doa dari Nabi inilah yang dinamakan dengan syafaat. Semua ulama telah sepakat bahwa doa nabi itu tidak akan ditolak oleh Allah. Maka tentunya Allah akan menerima Syafaat beliau kepada setiap orang yang membaca shalawat kepadanya.<br /><br />Banyak sekali hadits yang menjelaskan keutamaan membaca shalawat kepada Nabi. Diantaranya:<br /><br /><div align="center"><strong><span style="font-size:180%;color:#ffff66;">مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي كِتَابٍ لَمْ تَزَلِ الْمَلَائِكَةُ تَسْنَغْفِرُ لَهُ مَا دَامَ اسْمِي فِي ذَلِكَ الْكِتَابِ</span></strong></div><div align="center"><strong><span style="font-size:180%;"></span></strong> </div><div align="center"><strong><em>"Barangsiapa berdoa (menulis) shalawat kepadaku dalam sebuah buku maka para malaikat selalu memohonkan ampun kepada Allah pada orang itu selama namaku masih tertulis dalam buku itu"</em></strong></div><br /><div align="center"><strong><span style="font-size:180%;color:#ffff66;">مَنْ سَرَّهُ أنْ يُلْقِى اللهَ وَهُوَ عَلَيْهِ رَاضٍ فَلْيُكْثِرْ مِنَ الصَّلَاةِ عَلَيَّ</span></strong></div><br /><div align="center"><strong><em>"Barangsiapa yang ingin merasa bahagia ketika berjumpa dengan Allah dan Allah ridlo kepadanya, maka hendaknya ia banyak membaca shalawat kepadaku (Nabi)".</em></strong></div><div align="center"><br /><strong><span style="font-size:180%;color:#ffff66;">مَا أكْثَرَ مِنَ الصَّلَاةِ عَلَيَّ فِيْ حَيَاتِهِ أَمَرَ اللهُ جَمِيْعَ مَخْلُوْقَاتِهِ أنْ يَسْتَغْقِرُوا لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ</span></strong></div><div align="center"><strong><span style="font-size:180%;"></span></strong> </div><div align="center"><strong>"Barangsipa membaca shalawat kepadaku di waktu hidupnya maka Allah memerintahkan semua makhluk-Nya memohonkan maaf kepadanya setelah wafatnya".</strong></div><strong></strong><div align="center"><br /><strong><span style="font-size:180%;color:#ffff66;">مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ ثُمَّ تَقًرَّقُوْا مِنْ غَيْرِ ذِكْرِ اللهِ وَصَلَاةٍ عَلَى النَّبِيِّ إلَّا قَامُوْا عَنْ أنْتَنَ مِنْ حِيْفَةٍ</span></strong></div><div align="center"> </div><div align="center"><strong>"Mereka yang berkumpul (di suatu majlis) lalu berpisah dengan tanpa dzikir kepada Allah dan membaca shalawat kepada nabi, maka mereka seperti membawa sesuatu yang lebih buruk dari bangkai".</strong></div><div align="center"><strong></strong> </div><div align="left">Para ulama sepakat (ittifaq) diperbolehkannya menambahkan lafadz 'sayyidina' yang artinya tuan kita, sebelum lafadz Muhammad. Namun mengenai yang lebih afdhol antara menambahkan lafadz sayyidina dan tidak menambahkannya para ulama berbeda pendapat.</div><div align="left"> </div><div align="left">Syeikh Ibrahim Al-Bajuri dan Syeik Ibnu Abdis Salam lebih memilih bahwa menambahkan lafadz sayyidina itu hukumnya lebih utama, dan beliau menyebutkan bagian ini melakukan adab atau etika kepada Nabi. </div><div align="left">Beliau berpijak bahwa melakukan adab itu hukumnya lebih utama dari pada melakukan perintah (muruatul adab afdholu minal imtitsal) </div><div align="left">dan ada dua hadits yang menguatkan ini.Yaitu hadits yang menceritakan sahabat Abu Bakar ketika diperintah oleh Rasulullah mengganti tempatnya menjadi imam shalat subuh, dan ia tidak mematuhinya. Abu bakar berkata:</div><div align="left"><br /><strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">مَا كَانَ لِابْنِ أَبِيْ قُحَافَةَ أَنْ يَتَقَدَّمَ بَيْنَ يَدَيْ رَسُوْلِ اللهِ</span></strong></div><div align="left"><br /><strong><em>"Tidak sepantasnya bagi Abu Quhafah (nama lain dari Abu Bakar) untuk maju di depan Rasulullah".</em></strong></div><div align="left"> </div><div align="left">Yang kedua, yaitu hadits yang menceritakan bahwa sahabat Ali tidak mau menghapus nama Rasulullah dari lembaran Perjanjian Hudaibiyah. </div><div align="left">Setelah hal itu diperintahkan Nabi, Ali berkata:</div><div align="left"><br /><strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">لَا أمْحُو إسْمَكَ أَبَدُا</span></strong></div><div align="left"><strong><em>"Saya tidak akan menghapus namamu selamanya"</em></strong>.</div><div align="left"> </div><div align="left">Kedua hadits ini disebutkan dalam kitab Shahih Bukhori dan Muslim.Taqrir (penetapan) yang dilakukan oleh Nabi pada ketidakpatuhan sahabat Abu Bakar dan ali yang dilakukan karena melakukan adab dan tatakrama ini menunjukkan atas keunggulan hal itu.<br />KH Abd. Nashir Fattah</span></div>DAKWAH ANAK IBU KOTAhttp://www.blogger.com/profile/00221740117250781422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3954045707057047497.post-72589571568676895662010-07-08T21:02:00.000-07:002010-07-09T00:33:35.598-07:00Kenapa pake "SAYYIDINA"???<span class="fullpost">Kata-kata “sayyidina” atau ”tuan” atau “yang mulia” seringkali digunakan oleh kaum muslimin, baik ketika shalat maupun di luar shalat. Hal itu termasuk amalan yang sangat utama, karena merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Syeikh Ibrahim bin Muhammad al-Bajuri menyatakan:</span>
<br /><span class="fullpost"><div align="center">
<br /><span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>الأوْلَى ذِكْرُالسَّيِّادَةِ لِأنَّ اْلأَفْضَلَ سُلُوْكُ اْلأَدَ بِ</strong></span> </div>
<br /><div align="center"><em>“Yang lebih utama adalah mengucapkan sayyidina (sebelum nama Nabi SAW), karena hal yang lebih utama bersopan santun (kepada Beliau).” (Hasyisyah al-Bajuri, juz I, hal 156).</em></div><em></em>
<br />Pendapat ini didasarkan pada hadits Nabi SAW:
<br />
<br /><strong><span style="font-size:180%;"><span style="color:#ffff66;">عن أبي هريرةقا ل , قا ل ر سو ل الله صلي الله عليه وسلم أنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ</span> <span style="color:#ffff66;">وَأوَّلُ مَنْ يُنْسَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأوَّلُ شَافعٍ وأول مُشَافِعٍ</span></span></strong>
<br />
<br />“Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Saya adalah sayyid (penghulu) anak adam pada hari kiamat. Orang pertama yang bangkit dari kubur, orang yang pertama memberikan syafaa’at dan orang yang pertama kali diberi hak untuk membrikan syafa’at.” (Shahih Muslim, 4223)".
<br />
<br />Hadits ini menyatakan bahwa nabi SAW menjadi sayyid di akhirat. Namun bukan berarti Nabi Muhammad SAW menjadi sayyid hanya pada hari kiamat saja. Bahkan beliau SAW menjadi sayyid manusia didunia dan akhirat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani:“Kata sayyidina ini tidak hanya tertentu untuk Nabi Muhammad SAW di hari kiamat saja, sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang dari beberapa riwayat hadits 'saya adalah sayyidnya anak cucu adam di hari kiamat.' Tapi Nabi SAW menjadi sayyid keturunan ‘Adam di dunia dan akhirat”. (dalam kitabnya Manhaj as-Salafi fi Fahmin Nushush bainan Nazhariyyah wat Tathbiq, 169)Ini sebagai indikasi bahwa Nabi SAW membolehkan memanggil beliau dengan sayyidina. Karena memang kenyataannya begitu. Nabi Muhammad SAW sebagai junjungan kita umat manusia yang harus kita hormati sepanjang masa.
<br />
<br /><div align="center"><em><strong>Lalu bagaimana dengan “hadits” yang menjelaskan larangan mengucapkan sayyidina di dalam shalat?</strong></em></div><div align="center"><em><strong></strong>
<br /></em><strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">لاَ تُسَيِّدُوْنِيْ فِئ الصَّلاَةِ</span></strong></div><div align="center"><em><strong>"Janganlah kalian mengucapakan sayyidina kepadaku di dalam shalat”</strong></em></div><div align="center"><strong><em></em></strong></div>Ungkapan ini memang diklaim oleh sebagian golongan sebagai hadits Nabi SAW. Sehingga mereka mengatakan bahwa menambah kata sayyidina di depan nama Nabi Muhammad SAW adalah bid’ah dhalalah, bid’ah yang tidak baik.
<br />
<br />Akan tetapi ungkapan ini masih diragukan kebenarannya. Sebab secara gramatika bahasa Arab, susunan kata-katanya ada yang tidak singkron. Dalam bahasa Arab tidak dikatakan
<br />
<br /><div align="center"><span style="font-size:180%;"><strong>سَادَ- يَسِيْدُ , akan tetapi سَادَ -يَسُوْدُ </strong></span></div><div align="center"><strong><span style="font-size:180%;"></span></strong></div>Sehingga tidak bisa dikatakan <strong><span style="font-size:180%;">لَاتُسَيِّدُوْنِي</span></strong> Oleh karena itu, jika ungkapan itu disebut hadits, maka tergolong hadits maudhu’. Yakni hadits palsu, bukan sabda Nabi,
<br /><strong></strong>
<br /><strong>karena tidak mungkin Nabi SAW keliru dalam menyusun kata-kata Arab</strong>.
<br />
<br />Konsekuensinya, hadits itu tidak bisa dijadikan dalil untuk melarang mengucapkan sayyidina dalam shalat.
<br />
<br />Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa membaca sayyidina ketika membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW boleh-boleh saja, bahkan dianjurkan. Demikian pula ketika membaca tasyahud di dalam shalat.
<br />
<br />
<br /><em><strong>KH Muhyiddin AbdusshomadPengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), </strong></em></span>
<br /></span>
<br />DAKWAH ANAK IBU KOTAhttp://www.blogger.com/profile/00221740117250781422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3954045707057047497.post-75351191746504114032010-07-08T20:06:00.000-07:002010-07-09T00:38:16.121-07:00APA ITU SHOLAWAT NARIYAH?<div align="center">KEUTAMAAN SHOLAWAT NARIYAH</div><div align="center"></div><div align="center"><strong><span style="font-size:180%;color:#ffff66;">من صلى عليّ صلاة واحدا،صلّى الله عليه عشرا</span></strong></div><div align="center"><strong></strong></div><div align="center"><strong><em>"Barang siapa yang bersholawat kepadaku satu kali,Allah akan melimpahkan Rachmat dan ampunan 10x kepada nya"</em></strong></div><div align="center"><strong><em></em></strong></div><div align="left"><strong><em></em></strong></div><div align="left">Membaca shalawat nariyah adalah salah satu amalan yang disenangi orang-orang NU, di samping amalan-amalan lain semacam itu. Ada shalawat "thibbil qulub", ada shalawat "tunjina", dan masih banyak lagi. Belum lagi bacaan "hizib" dan "rawatib" yang tak terhitung banyaknya. Semua itu mendorong semangat keagamaan dan cinta kepada Rasulullah SAW sekaligus beribadah.Salah satu hadits yang sangat populer yang membuat rajin kita membaca shalawat ialah bahwa Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan membalasnya 10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya. Makanya, bagi orang-orang NU, setiap kegiatan keagamaan bisa disisipi bacaan shalawat dengan segala ragamnya.Salah satu shalawat yang sangat populer ialah "shalawat badar". Hampir setiap warga NU, dari anak kecil sampai kakek dan nenek, dapat dipastikan bisa melantunkan shalawat Badar. Bahkan saking populernya, orang bukan NU pun ikut hafal karena pagi, siang, malam, acara di mana dan kapan saja shalawat badar selalu dilantunkan bersama-sama.Nah shalawat yang satu ini, "shalawat Nariyah", tidak kalah populernya di kalangan warga NU. Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada-Nya.Berikut ini adalah bacaan shalawat nariyah: </div><div align="center"><br /><span style="color:#ffff66;"><strong><span style="font-size:180%;">أللّهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ</span></strong> </span></div><div align="center"></div><div align="center"><em></em></div><div align="center"><em>"Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau".</em></div><div align="center"><em></em></div><div align="center"><em></em></div><div align="left">Dalam kitab Khozinatul Asror (hlm. 179) dijelaskan, “Salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi idznillah).”</div><div align="left">“Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam diyakini sebagai kunci gudang yang mumpuni:. .. Dan imam Dainuri memberikan komentarnya:</div><div align="left"></div><div align="left"><strong>" Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (Fardhu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rizekinya tidak akan putus, di samping mendapatkan pangkat kedudukan dan tingkatan orang kaya.”</strong></div><div align="left"></div><div align="left">Hadits riwayat Ibnu Mundah dari Jabir mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: </div><div align="left"></div><div align="left"><em>"Siapa membaca shalawat kepadaku sehari 100 kali (dalam riwayat lain): Siapa membaca shalawal kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia..."</em></div><div align="left"><em></em></div><div align="left"><em></em></div><div align="left"><em></em>Dan hadits Rasulullah yang mengatakan; </div><div align="left"></div><div align="left"><em>"Perbanyaklah shahawat kepadaku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan". </em></div><div align="left"><em></em></div><div align="left"><em></em></div><div align="left">Demikian seperti tertuang dalam kitab an-Nuzhah yang dikutib juga dalam Khozinatul Asror.Diriwayatkan juga Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits, beliau bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal­-amal kalian disampaikan kepadaku, jika saya tahu amal itu baik, aku memujii Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. Hadits riwayat al-Hafizh Ismail al­Qadhi, dalam bab Shalawat ‘ala an-Nary. Imam Haitami </div><div align="left">menyebutkan dalam kitab Majma' az-Zawaid, ia menganggap shahih hadits di atas.Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa untuk umatnya pasti bermanfaat. </div><div align="left"></div><div align="left">Ada lagi hadits lain: Rasulullah bersabda: </div><div align="left"><em>"Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa mennjawab salam itu".</em></div><div align="left"><em></em></div><div align="left"><strong><span style="font-size:85%;">(HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih).</span></strong></div><div align="left"><strong><span style="font-size:85%;"></span></strong></div><div align="left"><br />KH Munawir Abdul FattahPengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta </div>DAKWAH ANAK IBU KOTAhttp://www.blogger.com/profile/00221740117250781422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3954045707057047497.post-35858144866862349032010-07-08T02:30:00.000-07:002010-07-08T02:39:58.180-07:00DASAR PERINGATAN 7 HARI DAN 40 HARI<span class="fullpost"> Sudah menjadi tradisi orang NU, kalau ada keluarga yang meninggal, malam harinya ada tamu-tamu yang bersilaturrahim, baik tetangga dekat maupun jauh. Mereka ikut belasungkawa atas segala yang menimpa, sambil mendoakan untuk yang meninggal maupun yang ditinggalkan.
<br /> Selain bersiap menerima tamu, sanak keluarga, handai tolan, dan keluarga dekat, pada hari kedua sampai ketujuh, mereka akan mengadakan bacaan tahlil dan do’a yang dikirimkan kepada yang sudah meninggal dunia. Soal ada makanan atau tidak, bukan hal penting, tapi pemanfaatan pertemuan majelis silaturrahim itu akan terasa lebih berguna jika diisi dengan dzikir.
<br />Sayang, bagi orang-orang awam yang kebetulan dari keluarga miskin, mereka memandang sajian makanan sebagai keharusan untuk disajikan kepada para tamu, padahal substansinya sebenarnya adalah bacaan tahlil dan do’a adalah untuk menambah bekal bagi si mayit.
<br />Kemudian, peringatan demi peringatan itu menjadi tradisi yang seakan diharuskan, terutama setelah mencapai 40 hari, 100 hari, setahun (haul), dan 1000 hari. Semua itu berangkat dari keinginan untuk menghibur pada keluarga yang di tinggalkan sekaligus ingin mengambil iktibar bahwa kita juga akan menyusul (mati) di kemudian hari.
<br />Dalil yang dapat dibuat pegangan dalam masalah ini adalah:</span>
<br /><span class="fullpost">
<br /><span style="font-size:180%;"><strong>قَالَ طَاوُسَ: إنَّ الْمَوْتَى يُفْتِنُوْنَ فِي قُبُوْرِهِمْ سَبْعًا فَكَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ أنْ يُطْعِمُوْا عَنْهُمْ تَلْكَ اْلأيّاَمِ إلَى أنْ قَالَ عَنْ عُبَيْدِ ابْنِ عُمَيْرِ قَالَ: يُفْتِنُ</strong> <strong>رَجُلانِ مُؤمِنٌ وَمُنَافِقٌ فَأمَّا الْمُؤمِنُ فَيُفْتِنُ</strong> <strong>سَبْعًا وَأمَّا الْمُناَفِقُ فَيُفْتِنُ أرْبَعِيْنَ صَبَاحًا</strong></span></span>
<br /><span class="fullpost"><strong><span style="font-size:180%;"></span></strong>
<br /> Imam Thawus berkata:
<br />Seorang yang mati akan beroleh ujian dari Allah dalam kuburnya selama 7 hari. Untuk itu, sebaiknya mereka (yang masih hidup) mengadakan jamuan makan (sedekah) untuknya selama hari-hari tersebut. Sahabat Ubaid ibn Umair berkata: “Seorang mukmin dan seorang munafiq sama-sama akan mengalami ujian dalam kubur. Bagi seorang mukmin akan beroleh ujian selam 7 hari, sedang seorang munafiq selama 40 hari di waktu pagi.” (Al Hawi lil Fatawa as Suyuti, Juz II hal 178)
<br /> Jika suatu amaliyah atau ibadah sudah menjadi keputusan atau atsar atau amal sahabat (dalam hal ini Tاawus) maka hukumnya sama dengan hadits mursal yang sanadnya sampai kepada Tabi’in, dan dikatagorikan shahih dan telah dijadikan hujjah mutlak (tanpa syarat). Ini menurut tiga imam (Maliki, Hanafi, Hambali).
<br />Sementara Imam Syafi’i hanya mau berhujjah dengan hadits mursal jika dibantu atau dilengkapi dengan salah satu ketetapan yang terkait dengannya, seperti adanya hadits yang lain atau kesepakatan sahabat. Dalam hal ini, seperti disebut di atas, ada riwayat dari Mujahid dan dari Ubaid bin Umair yang keduanya dari golongan Tabi’in, meski mereka berdua bukan sahabat.
<br /> Maksud dari kalimat <span style="font-size:180%;"><strong>فَكَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ</strong></span> atau "sebaiknya mereka" dalam keterangan di atas adalah bahwa orang-orang di zaman Nabi Muhammad SAW melaksanakan hal itu, sedang Nabi sendiri tahu dan mengafirmasinya. (Al Hawi lil Fatawa as Syuyuti, Juz II hal 183)
<br />
<br />
<br /><em>KH Munawwir Abdul FattahPengasuh Pesantren Krapyak Yogyakarta</em></span>
<br /></span>
<br />DAKWAH ANAK IBU KOTAhttp://www.blogger.com/profile/00221740117250781422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3954045707057047497.post-87491897736076203652010-07-08T02:18:00.001-07:002010-07-08T02:24:46.833-07:00MENYUARAKAN ADZAN DI TELINGA BAYI<div align="left"><span class="fullpost">Anak merupakan karunia yang diberikan Allah SWT kepada sebuah keluarga. Namun anak juga merupakan amanah yang mesti dijaga, dirawat serta dididik oleh kedua orang tuanya. Mendidik anak sudah harus dimulai sebelum anak itu lahir kedunia, tidak hanya dilakukan setelah ia besar.Salah satu bentuk pendidikan terhadap anak yang sering dilakukan dalam tradisi masyarakat kita adalah membacakan adzan dan iqamah ketika anak tersebut baru saja dilahirkan. Bagaimana hukumnya melakukan hal tersebut? Apakah pernah diajarkan Rasulullah SAW?Para ulama sepakat bahwa sunnah hukumnya mengumandangkan adzan dan iqamah pada saat seorang bayi terlahir ke dunia.Dalam Al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, juz I, hal 61 dinyatakan bahwa adzan juga disunnahkan untuk perkara selain shalat. Di antaranya adalah adzan di telinga anak yang baru dilahirkan. Seperti halnya sunnnah untuk melakukan iqamah di telinga kirinya.Kesunnahan ini dapat diketahui dari sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abi Rafi’ </span></div><div align="left"><span class="fullpost"></span></div><div align="left"><span class="fullpost" style="font-size:180%;color:#ffff66;"><strong>عَنْ أبِي رَافِعٍ أنَّهُ قَالَ, رَأيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أذَّنَ فِيْ أذُنِ الحُسَيْنِ حِيْنَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلاَةِ --سنن أبي داود</strong></span></div><div align="left"><span class="fullpost"></span></div><div align="left"><span class="fullpost"><em>"Dari Ubaidillah bin Abi Rafi’ ia berkata: Aku melihat Rasulullah SAW mengumandangkan Adzan di telinga Husain ketika siti fatimah melahirkannya. (Yakni) dengan Adzan shalat. (HR Abi Dawud)".</em></span></div><div align="left"><em></em></div><div align="left"><span class="fullpost">Lalu tentang fadhilah dan keutamaannya, Sayyid Alawi al-Maliki dalam Majmu’ Fatawa wa Rasa’il menyatakan bahwa mengumandangkan adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri hukumnya sunnah. Para ulama telah mengamalkan hal tersebut tanpa seorangpun mengingkarinya.Sayyid Alawi menyatakan, perbuatan itu ada relevansinya untuk mengusir syaitan dari anak yang baru lahir tersebut. Karena syaitan akan lari terbirit-birit ketika mereka mendengar adzan sebagai mana yang keterangan yang ada dalam hadits.Dengan demikian jelaslah hukun dan fungsi mengumandangkan adzan dan iqamah untuk anak yang bari lahir.</span></div><p><span class="fullpost"></p><div align="left"><br /><em>KH Muhyiddin AbdusshomadPengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Ketua PCNU</em> </span></div>DAKWAH ANAK IBU KOTAhttp://www.blogger.com/profile/00221740117250781422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3954045707057047497.post-21655264482041846552010-07-07T22:16:00.000-07:002010-07-08T01:03:12.330-07:00FADHILAH ADZAN<div align="center"><strong><span style="font-size:180%;">KEUTAMAAN DALAM ADZAN</span></strong></div><div align="left">Adzan merupakan perbuatan yang disunnahkan sebelum melaksanakan shalat lima waktu. Di samping berfungsi untuk memberitahukan masuknya waktu shalat, adzan juga diperuntukkan sebagai sarana untuk menampakkan syi’ar Islam.Mengumandangkan adzan merupakan salah satu perbuatan yang memiliki fadhilah yang sangat besar. Imam Ghazali dalam kitabnya yang sangat terkenal Ihya’ Ulumiddin menyitir hadits yang menjelaskan keutamaan seorang muadzdzin (orang yang adzan). Beliau menuturkan:<br /><strong><span style="font-size:180%;"><span style="color:#ffff66;">ثَلَاثٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى كَثِيْبٍ مِنْ مِسْكٍ أَسْوَدَ لَا يَحُوْلُهُمْ حِسَابٌ وَلَايَنَالُهُمْ فَزَعٌ حَتَّى يَفْرُغَ</span> <span style="color:#ffff66;">مِمَّا بَيْنَ النَّاسِ: رَجُلٌ قَرَأَ الْقُرْأَنَ إبْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ عَزَّوَجَلَّ وَأَمَّ بِقَوْمٍ وَهُمْ بِهِ رَاضُوْنَ عَنْهُ</span> <span style="color:#ffff66;">وَرَجُلٌ أَذَّنَ فِيْ مَسْجِدٍ وَدَعَا إلَى اللهِ عَزَّوَجَلَّ إبْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ وَرَجُلٌ أُبْتُلِيَ بِالرِّزْقِِ فِي الدُّنْيَا فَلَمْ يُشْغِلْهُ ذَلِكَ عَنْ عَمَلِ اْلآخِرَة</span></span></strong><span style="color:#ffff66;">ِ</span> </div><p align="left"><em>"Di akhirat kelak, ada tiga golongan yang dekat dari minyak misik yang hitam. Mereka tidak akan terpengaruh oleh hisab (perhitungan amal manusia), dan mereka tidak akan merasakan ketakutan yang dialami manusia lainnya. </em></p><ul><li><div align="left"><em>(Pertama) adalah seorang laki-laki yang membaca Al-Qur’an murni semata-mata karena Allah SWT, kemudian menjadi imam yang diridhai oleh makmumnya. </em></div></li><li><div align="left"><em>(Kedua) seorang laki-laki yang adzan di masjid, mengajak manusia untuk menuju jalan Allah SWT. (Ia melakukan itu) semata-mata mengharap ridha Allah SWT mengharap ridha Allah SWT. </em></div></li><li><div align="left"><em>(ketiga) seorang laki-laki yang diberi rizki dunia yang banyak oleh Allah SWT, namun rizki tersebut tidak sampai melupakannya untuk melaksanakan perbuatan akhirat. (Ihya Ulumiddin juz I, hal 145)"</em>.</div></li></ul><div align="left"></div><div align="left">Begitulah, ternyata mengumandangkan adzan itu memiliki faidah yang besar.Nah dalam adzan ada beberapa perbuatan yang disunnahkan. Diantaranya adalah tarji’. </div><div align="left">Ulama Syafi’iyah beranggapan bahwa di antara perbuatan yang disunnahkan ketika adzan adalah tarji’. Lalu apakah tarji’ itu? Imam Nawawi al-Bantani menyebutkan:</div><div align="left"><br /><span style="font-size:180%;"><strong><span style="color:#33ff33;">وَتَرْجِيْعٌ بِأَنْ يَأْتِيَ بِالشَّهَادَتَيْنِ كُلَّ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ بِخَفْضِ صَوْتٍ قَبْلَ رَفْعِ الصَّوْتِ بِهِمَا فَيَأْتِيَ</span> <span style="color:#33ff33;">بِأَرْبَعٍ وَلَاءً</span></strong></span></div><div align="left"></div><div align="left"><span style="font-size:100%;">Yang disebut tarji’ adalah membaca dua kalimat syahadat dengan suara yang pelan-pelan, sebelum mengumandangkan adzan secara keras. Masing-masing dibaca dua kali. Karena itu seseorang membaca empat bacaan (asyhadu an la Ilaha illalah dua kali dan asyhadu anna Muhammadan Rasulullah dua kali) secara berurutan.Kesunnahan itu diperoleh dari hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim:</span></div><span style="font-size:100%;"><div align="left"><br /><strong><span style="font-size:180%;"><span style="color:#33ff33;">عن أبي محذورة أن النبي صلى الله عليه وسلمعلمه هذا الأذان: فقال الله أكبر الله أكبر</span><span style="color:#33ff33;"> أشهد أن لا إله إلا الله أشهد أن لا إله إلا الله أشهد أن محمد رسول الله أشهد أن محمدا رسول الله ثم يعود فيقول أشهد أن لا إله إلا الله أشهد أن لا إله إلا الله أشهد أن محمدا رسول الله أشهد أن محمدا رسول الله حي على الصلاة حي على الصلاة حي على الفلاح حي على الفلاح الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله</span></span></strong><span style="color:#33ff33;"> </span></div><div align="left"></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;">Dari Abi Mahdzurah, bahwa sesungguhnya Nabi SAW mengajarkan kepadanya adzan ini. (yakni)<br /><strong><span style="font-size:180%;"><span style="color:#33ff33;">الله أكبر الله أكبرأشهد أن لا إله إلا الله أشهد أن لا إله إلا الله أشهد أن محمدا رسول الله</span> <span style="color:#33ff33;">أشهد أن محمدا رسول الله</span></span></strong> </span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;">Kemudian diulang lagi,<br /><strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">الله أكبر الله أكبرأشهد أن لا إله إلا الله أشهد أن لا إله إلا اللهأشهد أن محمدا رسول الله أشهد أن محمدا رسول الله</span></strong></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;">kemudian membaca<br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>حي على الصلاة حي على الصلاةحي على الفلاح حي على الفلاح</strong></span></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:180%;"><span style="font-size:100%;"></span></span></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:180%;"><span style="font-size:100%;">dan membaca<br /></span><strong><span style="color:#33ff33;">الله أكبر الله أكبرلا إله إلا الله</span></strong></span><br />(Shahih Muslim, 572)Atas dasar ini, mayoritas ulama mengatakan bahwa tarji ketika adzan hukumnya sunnah. Imam Nawawi mengatakan bahwa hadits di atas menjadi dalil dan bukti nyata bagi Madzab Malik, Syafi’i, Ahmad dan jumhur ulama bahwa tarji dalam adzan merupakan perbuatan yang disyariatkan. (Shahih al-Muslim bi Syarh an-Nawawi).<br /></div><em></em></span><div align="left"><em>KH Muhyiddin AbdusshomadPengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam, Rais Syuriyah PCNU </em></div><div align="left"><em></em></div><div align="left"><em>saran dan kritik di alamatkan ke fb <a href="mailto:afwanf@yahoo.co.id">afwanf@yahoo.co.id</a></em></div><div align="left"><em></em> </div>DAKWAH ANAK IBU KOTAhttp://www.blogger.com/profile/00221740117250781422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3954045707057047497.post-34993716760527049002010-06-29T22:42:00.000-07:002010-06-29T22:50:16.158-07:00KEUTAMAAN DI BULAN SYA'BAN<div align="center"><span class="fullpost" style="font-size:180%;color:#ffff66;"><strong>KEUTAMAAN DI BULAN SYA'BAN</strong></span></div><div align="center"><span class="fullpost">Sya'ban adalah istilah bahasa Arab yang berasal dari kata syi'ab yang artinya jalan di atas gunung. Islam kemudian memanfaatkan bulan Sya’ban sebagai waktu untuk menemukan banyak jalan, demi mencapai kebaikan.Karena bulan Sya’ban terletak di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan, karena diapit oleh dua bulan mulia ini, maka Sya’ban seringkali dilupakan. Padahal semestinya tidaklah demikian. Dalam bulan Sya’ban terdapat berbagai keutamaan yang menyangkut peningkatan kualitas kehidupan umat Islam, baik sebagai individu maupun dalam lingkup kemasyarakatan. Karena letaknya yang mendekati bulan Ramadhan, bulan Sya’ban memiliki berbagai hal yang dapat memperkuat keimanan. Umat Islam dapat mulai mempersiapkan diri menjemput datangnya bulan termulia dengan penuh suka cita dan pengharapan anugerah dari Allah SWT karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadhan.Rasulullah SAW bersabda,</span></div><div align="center"><span class="fullpost"><br /><strong><span style="font-size:180%;color:#ffff66;">ذاكَ شهر تغفل الناس فِيه عنه ، بين رجب ورمضان ، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى </span></strong></span></div><div align="center"><span class="fullpost"><strong><span style="color:#ffff66;"><span style="font-size:180%;">رب العالمين، وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم --</span> حديث صحيح رواه أبو داود النسائي</span></strong></span></div><div align="center"><span class="fullpost"></span> </div><div align="center"><span class="fullpost">”Bulan Sya'ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR Abu Dawud dan Nasa'i)Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah, bahwa Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa (sunnah) lebih banyak daripada ketika bulan Sya’ban. Periwayatan ini kemudian mendasari kemuliaan bulan Sya’ban di antar bulan Rajab dan Ramadhan. Karenanya, pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak berdzikir dan meminta ampunan serta pertolongan dari Allah SWT. Pada bulan ini, sungguh Allah banyak sekali menurunkan kebaikan-kebaikan berupa syafaat (pertolongan), maghfirah (ampunan), dan itqun min adzabin naar (pembebasan dari siksaan api neraka).Dari sinilah umat Islam, berusaha memuliakan bulan Sya’ban dengan mengadakan shodaqoh dan menjalin silaturrahim. Umat Islam di Nusantara biasanya menyambut keistimewaan bulan Sya’ban dengan mempererat silaturrahim melalui pengiriman oleh-oleh yang berupa makanan kepada para kerabat, sanak famili dan kolega kerja mereka. Sehingga terciptalah tradisi saling mengirim parcel di antara umat Islam.Karena, di kalangan umat Islam Nusantara, bulan Sya’ban dinamakan sebagai bulan Ruwah, maka tradisi saling kirim parcel makanan ini dinamakan sebagai Ruwahan. Tradisi ini menyimbolkan persaudaraan dan mempererat ikatan silaturrahim kepada sesama Muslim. Nishfu Sya’banSya’ban adalah bulan kedelapan dalam penanggalan Hijriyah. Keistimewaan bulan ini terletak pada pertengahannya yang biasanya disebut sebagai Nishfu Sya'ban. Secara harfiyah istilah Nisfu Sya’ban berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya'ban atau tanggal 15 Sya'ban. Kaum Muslimin meyakini bahwa pada malam ini, dua malaikat pencatat amalan keseharian manusia, yakni Raqib dan Atid, menyerahkan catatan amalan manusia kepada Allah SWT, dan pada malam itu pula buku catatan-catatan amal yang digunakan setiap tahun diganti dengan yang baru.Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya'ban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karepa pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya'ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang saleh. Dengan demikian, kita sebagai umat Islam semestinya tidak melupakan begitu saja, bahwa bulan sya’ban dalah bulan yang mulia. Sesungguhnya bulan Sya'ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadhan. Dari sini, umat Islam dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan mempertebal keimanan dan memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan.<br />Syaifullah AminPengurus Pusat Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU</span></div>DAKWAH ANAK IBU KOTAhttp://www.blogger.com/profile/00221740117250781422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3954045707057047497.post-30421605414207596912010-06-28T21:29:00.000-07:002010-06-30T06:06:13.070-07:00SUASANA PENGAJIAN<div align="center"><span class="fullpost"><strong><span style="font-size:180%;color:#ffff66;">أهلا وسهلا ومرحبا في حضوركم في هذا المجلس</span></strong></span></div><br /><br /><div align="center"></div><strong><span style="font-size:130%;"></span></strong><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5488543971499462338" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 320px; CURSOR: hand; HEIGHT: 210px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIGh_OvkSHAU6EGjsEG-esWkeCjqY0VCKZaoehVYWwG6b62jP7HJaFqg7QsxLJlvBzmmp5uuTdnxaUeZ1w6EHAVLmDitygdQYMLBbq0g93t2MB6Znrhyqq6NoA7FpG0IHl9WBQC4Sa0Fc/s320/9623_1118606452628_1451037666_30323806_2419331_n.jpg" border="0" /><br /><strong><span style="font-size:130%;">Selamat Datang,,,</span></strong><br /><br /><span style="font-family:arial;"><strong><em>Selamat bergabung dengan ANNISAN MAJLIS,sebuah perkumpulan/jamaah pemuda islam yang menjunjung tinggi kalimat tauhid,sebagai pedoman dan kekuatan dalam menjalani kehidupan di dunia.</em></strong></span><br /><br /><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5488544414729926162" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 320px; CURSOR: hand; HEIGHT: 240px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmuqg5Cv4egWhjVfwGFPEy4qcG-9RCEE-Fp8oezcKnLxigtaLM_2ofDS00NDIJAeo6U9TJAeszTR-Zq9qBGplOuLmyiQpgfY4MbC2q3MV44g5ezPM4yFgbxafiKPNkIGy_QmnoQ-u4QwE/s320/Photo0416.jpg" border="0" /> <span style="font-size:130%;">inilah persiapan awal yang dilakukan oleh para rekan-rekan sebelum majlis ta'lim di mulai,</span><br /><span style="font-size:130%;">berbagai rencana dan strategi di rancang dengan satu misi dan visi yang sama,</span><br /><span style="font-size:130%;">Dalam satu tekad:</span><br /><br /><div align="center"><br /><span style="font-size:180%;color:#ffff66;"><strong>مَنْ جَدَّ وَجَدَ</strong></span></div><br /><div align="center"><strong><em><span style="font-size:130%;">"barang siapa yang bersungguh-sungguh,niscaya ia akan berhasil juga,"</span></em></strong></div><br /><span style="font-size:130%;">ayo terus kobarkan semangatmu wahai generasi muda dalam menegakkan syiar Islam.</span><br /><br /><br /><div align="center"><span style="font-size:180%;color:#ffff66;"><strong>يَرْفَعِ اللّهُ الَّذِيْنَ أَمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُواالْعِلْمَ دَرَجَاتَ</strong></span></div><br /><br /><br /><div align="center"><strong><em><span style="font-size:130%;">"Allah akan mengangkat derajatnya orang-orang yang beriman,dan orang-</span></em></strong><strong><em><span style="font-size:130%;">orang yang mencari ilmu"</span></em></strong><br /><br /><br /></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5488544928664272770" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 320px; CURSOR: hand; HEIGHT: 240px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-R8lTCkQqHrDoWEysB40ki1_xpPlAyFD70AVuaRLYk3nA6_dhqPy8m2vw4-_6vhG6NCSuG8cdi-HSzANScJm4TuN0APsBnGrn7BDDRAQN8SsLiYKHBhVOMQZQAk9_CWYZugVtjJT_4CI/s320/30803_1291970706626_1451037666_30667617_4179519_n.jpg" border="0" /><br /><br /><p align="center"><br />"Bacaan Rhotib Alhaddad mulai di lantunkan sebagai awal di mulainya acara pengajian" </p><br /><br /><br /><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5488545444852450706" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 320px; CURSOR: hand; HEIGHT: 240px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipxYGhmk1nJjNXA_aswCtVZq8DrvfKk0dFfbnrK-HG1iklTebYRiEUmImrgRrsUc2df-8qt_aduwZeG-DucghVFN6JdW__GPnHcmiS9Dqv7BjltwEk08X1KG0vV9XZdifSwWAMnSAKMts/s320/n1451037666_30127153_4965667.jpg" border="0" /><br /><br /><p align="center">"Khusyu' dan penuh keyakinan mengharap pertolongan Allah"</p><br /><br /><p align="center"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5488546323184362002" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 320px; CURSOR: hand; HEIGHT: 240px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj68GOT4fayvvaAe-gTU3Oo2irehE2Xw1kjW6yFoipqOOJBbZTnaGzjywiMilQFFqVA3j5vim7SmW_RCE9_xEUZxGXBYEDVc_Ov82XBe-cZoT69M-nvYWnAW0V6Tt7fV50zQwQuvMMATX0/s320/30803_1291971306641_1451037666_30667618_1740738_n.jpg" border="0" />"kajian kitab kuning sedang di bahas,berbagai opini dan pendapat menjadi perdebatan hangat" </p><p align="center"><br /><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5488551906280571218" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 320px; CURSOR: hand; HEIGHT: 240px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrBcSCs5_01bkH7nB80nBVv6Q5Sl1povQaxEroftgrr-HRLgHHc8fBQIAgfLOK9Ay7LL8G0lXEh6H58P7KBRCxp47JlRAUngiVkTjDs4Iqhv0ZWhWJ5QEszh9aE0a6MX0B_grdpgOR7WU/s320/n1451037666_30127158_775214.jpg" border="0" />"mantaaap,,,"<br /><br /><strong><span style="font-size:130%;">SHOLAT ISYA' BERJAMAAH,,,,,</span></strong></p><br /><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5488532633456268402" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 320px; CURSOR: hand; HEIGHT: 240px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuUWKynTjV_g1E6kAyYSoeWbELGnMMynhAmTlHt420RFGlb1s3B_7oBl8VKqW3x9vC361O-SgFOHNjQCfWld_rzrqPHpMO2UvCTnUi8LMmkNNjC-DHKNraZ8_azNQTBedElGsiQN-D-gY/s320/Photo0418.jpg" border="0" /><br /><div align="center"><strong><span style="font-size:130%;"></span></strong></div><br /><div align="justify"><span style="font-size:130%;">Seperti biasa,di tengah kesunyian suasana malam yang semakin larut,tampak keceriaan tersendiri bagi mas yonki,senyuman manis pun di lemparkan sebelum sholat isya' berjamaah di mulai,mungkin dia terlalu kenyang setelah menyantap hidangan</span></div><br /><div align="justify"><span style="font-size:130%;">ada juga yang mengekspresikan penyesalan yang begitu mendalam,</span></div><br /><div align="justify"><span style="font-size:130%;">mungkin ia tidak kebagian hidangan ,atau entah apa yang sedang ada di benak mereka,</span></div><br /><div align="justify"><span style="font-size:130%;">yang jelas mereka tak sama.</span></div><br /><div align="justify"><span style="font-size:130%;"></span></div><br /><div align="justify"><span style="font-size:130%;"></span></div><br /><div align="justify"><span style="font-size:130%;"></span></div><br /><div align="justify"><span style="font-size:130%;"></span></div><br /><div align="center"></div><br /><div align="justify"><span style="font-size:130%;">segala kritik dan saran mohon di sampaikan di facebook:afwanf@yahoo.co.id</span></div>DAKWAH ANAK IBU KOTAhttp://www.blogger.com/profile/00221740117250781422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3954045707057047497.post-67127482399476734692009-01-31T19:00:00.000-08:002010-06-24T07:43:08.981-07:00KUMPULAN BACAAN RHOTIB ALHADDAD<div align="center"><span style="color:#3366ff;"><span style="font-size:130%;"><strong><span style="color:#ffff66;">LIMPAHKAN YA ALLAH SEMULIA-MULIA SHOLAWAT DAN SALAM,ATAS JUNJUNGAN DAN NABI KAMI</span></strong><br /></span></span><strong><span style="font-family:lucida grande;font-size:180%;">MUHAMMAD<br /></span><span style="font-family:arial;font-size:130%;color:#66ff99;">YANG AMAT PENYANTUN,AMAT PENYAYANG</span></strong></div><div align="center"><strong><span style="font-family:Arial;font-size:180%;color:#000000;">*****************************</span></strong></div><div align="center"><strong><span style="font-family:Arial;font-size:180%;">*********</span></strong></div><div align="center"><strong><span style="font-family:Arial;font-size:180%;">بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ</span></strong></div><div align="left"><strong><span style="font-family:Arial;">Dengan nama ALLAH Maha pengasih lagi Maha penyayang.Segala puji bagi ALLAH yang amat teguh kekuasaan-Nya.<br />Amat jelas bukti-bukti kebenaran-Nya.Terbentang luas kedermawanan dan kemurahan-Nya.maha Tinggi kemuliaan-Nya.Maha Agung kedudukan-Nya.<br />Ya ALLAH,ya Tuhan kami,<br />Sesungguhnya kami menghadapkan kepada-Mu,kedudukan terhormat Nabi mulia ini di sisi-Mu,Sebagai pembuka jalan agar Kau berkenan menerima kehadiran kami.<br />Dan bertawassul dengan derajatnya yang tinggi di sisi-Mu:<br />Agar kau berkenan menjaga dan memelihara kami Dengan pandangan ‘inayah-Mu,Dalam segala gerak dan diam kami.<br />Dan memberikan perlindungan-Mu kepada kami Dalam segala keadaan dan tindakan kami.Dengan pimpinan-Mu yang sempurna.Dan penjagaan-Mu yang teguh dan kokoh.<br />Dan semoga Engkau mengabulkan puncak idaman kami.<br />Memperoleh kemuliaan dekat kepada-Mu.Dan kepada insan tercinta ini<br />Dan semoga Engkau berkenan menerima Niat dan amalan kami,pada segala gerak-gerik kami</span></strong></div><div align="left"><strong><span style="font-family:Arial;"></span></strong></div><div align="left"><strong><span style="font-family:Arial;"></span></strong></div><div align="left"> </div><div align="left"></div><div align="left"></div><div align="left"></div><div align="center"><strong><span style="font-size:180%;"><span style="font-family:georgia;color:#33ff33;">Ratib Al-Haddad<br /><br />Susunan</span><br /></span></strong><br /><strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">الإمام القطب عبد الله بن علوي الحداد </span></strong><br /><strong><span style="font-size:130%;">Al-Imam Al-Qutub Abdullah bin Alawi Al-Haddad</span></strong><br /><span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>الراتب الشهير<br />للحبيب عبد الله بن علوي الحداد</strong></span><br /><strong><span style="font-size:130%;">Ratib Al Haddad</span></strong><br /><br />Moga-moga Allah merahmatinya [Rahimahu Allahu Ta’ala]<br /><br /><strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">يقول القارئ: الفَاتِحَة إِلَى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا وَشَفِيعِنَا وَنَبِيِّنَا وَمَوْلانَا مُحَمَّد صلى الله عليه وسلم - الفاتحة</span></strong>-<br />Bacalah Al-Fatihah kepada ketua, penyshafaat, nabi dan penolong kita Muhammad s.a.w<br /><br />1.<span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong> بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ<br />اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. ماَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ إِيِّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ. آمِيْنِ</strong></span><br /><br />1. Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.<br />Segala puji bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbir sekalian alam. Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Yang Menguasai hari Pembalasan (hari Akhirat). Engkaulah sahaja (Ya Allah) Yang Kami sembah, dan kepada Engkaulah sahaja kami memohon pertolongan. Tunjuklah kami jalan yang lurus. Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang yang Engkau telah murkai, dan bukan pula (jalan) orang-orang yang sesat.<br /><br />Diriwayatkan oleh Abu Sa’id ibn al-Mu’lla r.a.: “Sukakah kamu jika aku ajarkan sebuah Surah yang belum pernah diturun dahulunya, baik dalam Injil mahupun Zabur dan Taurat? Ia adalah Al-Fatihah.<br />Surah 15 Al-Hijr : Ayat 87: “Dan sesungguhnya Kami telah memberi kepadamu (wahai Muhammad) tujuh ayat yang diulang-ulang bacaannya dan seluruh Al-Quran yang amat besar kemuliaan dan faedahnya.”<br /><br />2. <span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>اَللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّموَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ العَلِيُّ العَظِيْمُ. </strong></span><br /><br />2. Allah, tiada Tuhan melainkan Dia, Yang Tetap hidup, Yang Kekal selama-lamanya. Yang tidak mengantuk usahkan tidur. Yang memiliki segala yang ada di langit dan di bumi. Tiada sesiapa yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya melainkan dengan izin-Nya. Yang mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari ilmu Allah melainkan apa yang Allah kehendaki. Luasnya Kursi Allah meliputi langit dan bumi; dan tiadalah menjadi keberatan kepada Allah menjaga serta memelihara keduanya. Dan Dialah Yang Maha Tinggi, lagi Maha Besar.<br />(Surah 2 al-Baqarah Ayat 255 Ayat-al-Kursi)<br /><br />Ayatul Kursi ini mengandungi khasiat yang besar. Terdapat 99 buah hadith yang menerangkan fadhilahnya. Di antaranya ialah untuk menolak syaitan, benteng pertahanan, melapangkan fikiran dan menambahkan iman.<br /><br /><br />3.<span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong> آمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّه وَالْمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْناَ وَأَطَعْناَ</strong></span> <span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>غُفْراَنَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. </strong></span><br /><br />3. Rasulullah telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang-orang yang beriman; semuanya beriman kepada Allah, dan Malaikat-malaikatNya, dan Kitab-kitabNya, dan Rasul-rasulNya. (Katakan): “Kami tidak membezakan antara seorang rasul dengan rasul-rasul yang lain". Mereka berkata lagi: Kami dengar dan kami taat (kami pohonkan) keampunanMu wahai Tuhan kami, dan kepadaMu jualah tempat kembali”<br />(Surah 2: Al Baqarah Ayat 285)<br /><br />Diriwayatkan daripada Abu Mas'ud al-Badri r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Dua ayat terakhir dari surah al-Baqarah, memadai kepada seseorang yang membacanya pada malam hari sebagai pelindung dirinya.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong><span style="font-size:100%;color:#000000;">4.</span> لاََ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَآ إِنْ نَسِيْنَآ أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ</strong></span> <span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنآ أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْناَ عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ</strong></span>.<br /><br />4. Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. Ia mendapat pahala atas kebaikan yang diusahakannya, dan ia juga menanggung dosa atas kejahatan yang diusahakannya. (Mereka berdoa dengan berkata): "Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau mengirakan kami salah jika kami lupa atau kami tersalah. Wahai Tuhan kami ! Janganlah Engkau bebankan kepada kami bebanan yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya memikulnya. Dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir”<br />(Surah 2: al-Baqarah Ayat 286)<br /><br />Dari Muslim, diriwayatkan daripada Abdullah ibn Abbas r.a.: Apabila Jibril sedang duduk dengan Rasulullah s.a.w., dia mendengar bunyi pintu di atasnya. Dia mengangkat kepalanya lalu berkata: “Ini ialah bunyi sebuah pintu di syurga yang tidak pernah dibuka.” Lalu satu malaikat pun turun, dan Jibril berkata lagi, “Ia malaikat yang tidak pernah turun ke bumi” Malaikat itu memberi salam lalu berkata, “Bersyukurlah atas dua cahaya yang diberi kepadamu yang tidak pernah diberi kepada rasul-rasul sebelummu-“Fatihat al-Kitab dan ayat penghabisan Surah al-Baqarah”. Kamu akan mendapat manfaat setiap kali kamu membacanya.<br /><br /><br />5. <strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. </span>(3</strong><br />5. Tiada Tuhan Melainkan Allah, Yang satu dan tiada sekutu bagi- Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan, dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dia sangat berkuasa atas segala sesuatu (3X)<br /><br />Dari Bukhari, Muslim dan Malik, diriwayatkan daripada Abu Hurairah; Rasulullah s.a.w berkata, “Sesiapa membaca ayat ini seratus kali sehari, pahalanya seperti memerdekakan sepuluh orang hamba, Seratus kebajikan dituliskan untuknya dan seratus keburukan dibuang darinya, dan menjadi benteng dari gangguan syaitan sepanjang hari.”<br /><br /><br />6. <strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">سٌبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اْللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. </span>(3</strong><br />6. Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Tuhan Yang Maha Besar. (3X)<br /><br />Dari Muslim, diriwayatkan oleh Samurah ibn Jundah: Rasulullah s.a.w bersabda: Zikir-zikir yang paling dekat di sisi Allah adalah empat, iaitu tasbih, takbir, tahmid dan tahlil, tidak berbeza yang mana aturannya apabila engkau berzikirullah.<br />7. <strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحاَنَ اللهِ الْعَظِيْمِ. </span>(3</strong><br />7. Maha suci Allah segala puji khusus bagi-Nya, Maha suci Allah Yang Maha Agung. (3X)<br /><br />Dari Bukhari, diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a.: Rasulullah s.a.w. bersabda: Dua zikir yang mudah di atas lidah tetapi berat pahalanya dan disukai oleh Allah ialah: 'SubhanAllah al-Azim dan 'SubhanAllah wa bihamdihi.'”<br /><br /><br />8. <span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.</strong></span> <strong>(3</strong><br />8. Ya Allah ampunlah dosaku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. (3X)<br /><br />Surah 4: An-Nisa’; Ayat 106: “Dan hendaklah engkau memohon ampun kepada Allah; kerana sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.<br />Sila rujuk juga Surah 11: Hud; Ayat 90<br /><br /><br />9. <strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ. </span>(3</strong><br />9. Ya Allah, cucurkan selawat ke atas Muhammad, Ya Allah, cucurkan selawat ke atasnya dan kesejahteraan-Mu. (3X)<br /><br />Surah 33; Al-Ahzab, Ayat 56: Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya berselawat ke atas Nabi; wahai orang-orang yang beriman berselawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam dengan penghormatan yang sepenuhnya.<br />Dari Muslim, diriwayatkan daripada Abdullah bin Amr: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesiapa berselawat kepadaku sekali, Allah akan berselawat kepadanya sepuluh kali.<br />10. <span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّاتِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ.</strong></span> <strong>(3</strong><br />10. Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya. (3X)<br /><br />Dari Abu Dawud dan Tirmidhi, Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesiapa yang membaca doa ini tiga kali, tiada apa-apa malapetaka akan terjatuh atasnya.”<br /><br /><br />11. <strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">بِسْـمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُـرُّ مَعَ اسْـمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي الْسَّمَـآءِ وَهُوَ الْسَّمِيْـعُ الْعَلِيْـمُ. </span>(3</strong><br />11. Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tiada suatu pun, baik di bumi mahupun di langit dapat memberi bencana, dan Dia Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. (3X)<br /><br />Dari Ibn Hibban; Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Hamba-hamba Allah yang membaca doa ini pada waktu pagi dan petang tiga kali, tiada apa jua kesakitan akan dialaminya.”<br /><br /><br />12. <strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">رَضِيْنَـا بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِسْـلاَمِ دِيْنـًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيّـًا. </span>(3</strong><br />12. Kami redha Allah sebagai Tuhan kami, Islam sebagai Agama kami dan Muhammad sebagai Nabi kami. (3X)<br /><br />Surah 3: Ali-Imran Ayat 19: Sesungguhnya agama (yang benar dan diredai) di sisi Allah ialah Islam.<br />Dari Abu Daud dan Tirmidzi; Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Sesiapa membaca ayat ini di pagi dan petang hari akan masuk ke syurga.”<br /><br /><br />13. <strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْخَيْرُ وَالشَّـرُّ بِمَشِيْئَـةِ اللهِ. </span>(3</strong><br />13. Dengan Nama Allah, segala pujian bagi-Nya, dan segala kebaikan dan kejahatan adalah kehendak Allah. (3X)<br /><br />Diriwayatkah oleh Abu Hurairah: Rasulullah s.a.w. bersabda: Wahai Abu Hurairah, bila kamu keluar negeri untuk berniaga, bacakan ayat ini supaya ia membawa kamu ke jalan yang benar. Dan setiap perbuatan mesti bermula dengan ‘Bismillah’ dan penutupnya ialah “Alhamdulillah”.<br /><br /><br />14. <strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">آمَنَّا بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ تُبْناَ إِلَى اللهِ باَطِناً وَظَاهِرًا. </span>(3</strong><br />14. Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, dan kami bertaubat kepada Allah batin dan zahir. (3X)<br /><br />Surah at-Tahrim Ayat 8: Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kamu kepada Allah dengan “Taubat Nasuha”.<br />Diriwayatkan oleh Ibn Majah: Rasulullah bersabda: Orang yang bertaubat itu adalah kekasih Allah. Dan orang yang bertaubat itu ialah seumpama orang yang tiada apa-apa dosa.”<br /><br /><br />15. <strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">يَا رَبَّنَا وَاعْفُ عَنَّا وَامْحُ الَّذِيْ كَانَ مِنَّا.</span> (3</strong><br />15. Ya Tuhan kami, maafkan kami dan hapuskanlah apa-apa (dosa) yang ada pada kami. (3X)<br /><br />Dari Tirmidhi dan Ibn Majah: Rasulullah s.a.w. berada di atas mimbar dan menangis lalu beliau bersabda: Mintalah kemaafan dan kesihatan daripada Allah, sebab setelah kita yakin, tiada apa lagi yang lebih baik daripada kesihatan<br />Surah 4: An-Nisa’: Ayat 106: “Dan hendaklah engkau memohon keampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”<br /><br /><br />16. <strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">ياَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْراَمِ أَمِتْناَ عَلَى دِيْنِ الإِسْلاَمِ. </span>(7</strong><br />16. Wahai Tuhan yang mempunyai sifat Keagungan dan sifat Pemurah, matikanlah kami dalam agama Islam . (7X)<br /><br />Sila rujuk ke no. 12. Moga-moga kita dimatikan dalam keadaan Islam.<br />Dan dari Tirmidhi, Rasulullah s.a.w. menyatakan di dalam sebuah hadith bahawasanya sesiapa yang berdoa dengan nama-nama Allah dan penuh keyakinan, doa itu pasti dikabulkan Allah.<br /><br />17. <strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">ياَ قَوِيُّ ياَ مَتِيْـنُ إَكْفِ شَرَّ الظَّالِمِيْـنَ. </span>(3</strong><br />17. Wahai Tuhan yang Maha Kuat lagi Maha Gagah, hindarkanlah kami dari kejahatan orang-orang yang zalim. (3X)<br /><br />Seperti di atas (16); Merujuk hadith Rasulullah s.a.w, sesiapa yang tidak boleh mengalahkan musuhnya, dan mengulangi Nama ini dengan niat tidak mahu dicederakan akan bebas dari dicederakan musuhnya.<br /><br /><br />18. <strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">أَصْلَحَ اللهُ أُمُوْرَ الْمُسْلِمِيْنَ صَرَفَ اللهُ شَرَّ الْمُؤْذِيْنَ. </span>(3</strong><br />18. Semoga Allah memperbaiki urusan kaum muslimim dan menghindarkan mereka dari kejahatan orang-orang yang suka menggangu. (3X)<br /><br />Diriwayatkan oleh Abu Darda’ bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada seorang mukmin pun yang berdoa untuk kaumnya yang tidak bersamanya, melainkan akan didoakan oleh Malaikat, “Sama juga untukmu”.<br /><br /><br />19.<span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong> يـَا عَلِيُّ يـَا كَبِيْرُ يـَا عَلِيْمُ يـَا قَدِيْرُ<br />يـَا سَمِيعُ يـَا بَصِيْرُ يـَا لَطِيْفُ يـَا خَبِيْرُ.</strong></span> <strong>(3</strong><br />19. Wahai Tuhan Yang Maha Mulia, lagi Maha Besar, Yang Maha Mengetahui lagi Sentiasa Sanggup, Yang Maha Mendengar lagi Melihat. Yang Maha Lemah-Lembut lagi Maha Mengetahui (3X)<br /><br />Surah 17: Al Israil: Ayat 110: “Katakanlah (wahai Muhammad): "Serulah nama “Allah” atau “Ar-Rahman”, yang mana sahaja kamu serukan; kerana Allah mempunyai banyak nama yang baik serta mulia. Dan janganlah engkau nyaringkan bacaan doa atau sembahyangmu, juga janganlah engkau perlahankannya, dan gunakanlah sahaja satu cara yang sederhana antara itu."<br /><br /><br />20. <span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>ياَ فَارِجَ الهَمِّ يَا كَاشِفَ الغَّمِّ يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ.</strong></span> <strong>(3</strong><br />20. Wahai Tuhan yang melegakan dari dukacita, lagi melapangkan dada dari rasa sempit. Wahai Tuhan yang mengampuni dan menyayangi hamba-hamba-Nya. (3X)<br /><br />Dari Abu Dawud, diriwayatkan daripada Anas ibn Malik: “Ketika saya bersama Rasulullah s.a.w., ada seseorang berdoa, “Ya Allah saya meminta kerana segala pujian ialah untuk-Mu dan tiada Tuhan melainkan-Mu, Kamulah yang Pemberi Rahmat dan yang Pengampun, Permulaan Dunia dan Akhirat, Maharaja Teragung, Yang Hidup dan Yang Tersendiri”.<br />Rasulullah s.a.w. bersabda: “Dia berdoa kepada Allah menggunakan sebaik-baik nama-nama-Nya, Allah akan memakbulkannya kerana apabila diminta dengan nama-nama-Nya Allah akan memberi.<br /><br /><br /><br />21. <strong><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">أَسْتَغْفِرُ اللهَ رَبَّ الْبَرَايَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْخَطَاياَ.</span>(4</strong><br />21. Aku memohon keampunan Allah Tuhan Pencipta sekalian makhluk, aku memohon keampunan Allah dari sekalian kesalahan. (4X)<br /><br />Surah 4: An-Nisa’: Ayat 106: “Dan hendaklah engkau memohon keampunan daripada Allah; sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”<br />Surah 11: Hud: Ayat 90: “Dan mintalah keampunan Tuhanmu, kemudian kembalilah taat kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengasihani, lagi Maha Pengasih”<br /><br />22. <span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ.</strong> </span><strong>(50</strong><br />22. Tiada Tuhan Melainkan Allah (50X)<br /><br />Komentar tentang kalimah tauhid sangat panjang. Kalimah “La ilaha illallah” ini adalah kunci syurga. Diriwayatkan oleh Abu Dzar bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Allah tidak membenarkan seseorang masuk ke neraka jikalau dia mengucapkan kalimah tauhid ini berulang-ulang kali.”<br /><br /><br />23. <span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّفَ وَكَرَّمَ وَمَجَّدَ وَعَظَّمَ وَرَضِيَ اللهُ تَعاَلَى عَنْ آلِ وَأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ بِإِحْسَانٍ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَعَلَيْناَ مَعَهُمْ وَفِيْهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.<br /></strong></span>23. Muhammad Rasulullah, Allah Mencucurkan Selawat dan Kesejahteraan keatasnya dan keluarganya. Moga-moga dipermuliakan, diperbesarkan, dan diperjunjungkan kebesarannya. Serta Allah Ta'ala meredhai akan sekalian keluarga dan sahabat Rasulullah, sekalian tabi'in dan yang mengikuti mereka dengan kebaikan dari hari ini sehingga Hari Kiamat, dan semoga kita bersama mereka dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih daripada yang mengasihani.<br /><br />24. <span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.<br />قُلْ هُوَ اللهُ أَحَـدٌ. اَللهُ الصَّمَـدُ. لَمْ يَلِـدْ وَلَمْ يٌوْلَـدْ. وَلَمْ يَكُـنْ لَهُ كُفُـوًا أَحَـدٌ. </strong></span>(3<br />24. Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad): “Dialah Allah Yang Maha Esa; Allah Yang menjadi tumpuan segala permohonan; Ia tidak beranak, dan Ia pula tidak diperanakkan; Dan tidak ada sesiapapun yang sebanding dengan-Nya. Surah Al-Ikhlas (3X)<br /><br />Dari Imam Bukhari, diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-khudri; seseorang mendengar bacaan surah al-Ikhlas berulang-ulang di masjid. Pada keesokan paginya dia datang kepada Rasulullah s.a.w. dan sampaikan perkara itu kepadanya sebab dia menyangka bacaan itu tidak cukup dan lengkap. Rasulullah s.a.w berkata, “Demi tangan yang memegang nyawaku, surah itu seperti sepertiga al Quran!”<br />Dari Al-Muwatta', diriwayatkan oleh Abu Hurairah; Saya sedang berjalan dengan Rasulullah s.a.w, lalu baginda mendengar seseorang membaca surah al-Ikhlas. Baginda berkata, “Wajiblah.” Saya bertanya kepadanya, “Apa ya Rasulallah?” Baginda menjawab, “Syurga” (Wajiblah syurga bagi si pembaca itu).<br /><br />25. <span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ<br />قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، مِنْ شَرِّ ماَ خَلَقَ، وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ، وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَد<br /></strong></span>25. Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad); “Aku berlindung dengan Tuhan yang menciptakan cahaya subuh, daripada kejahatan makhluk-makhluk yang Ia ciptakan; dan daripada kejahatan malam apabila ia gelap gelita; dan daripada (ahli-ahli sihir) yang menghembus pada simpulan-simpulan ikatan; dan daripada kejahatan orang yang dengki apabila ia melakukan kedengkiannya”.<br />Surah Al-Falaq<br /><br />Diriwayatkan daripada Aisyah r.a katanya: Rasulullah s.a.w biasanya apabila ada salah seorang anggota keluarga baginda yang sakit, baginda menyemburnya dengan membaca bacaan-bacaan. Sementara itu, ketika baginda menderita sakit yang menyebabkan baginda wafat, aku juga menyemburkan baginda dan mengusap baginda dengan tangan baginda sendiri, kerana tangan baginda tentu lebih banyak berkatnya daripada tanganku.<br /><br />26. <span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ<br />قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ، مَلِكِ النَّاسِ، إِلَهِ النَّاسِ، مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ، اَلَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ، مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.</strong></span><br />26. Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad): “Aku berlindung dengan Tuhan sekalian manusia. Yang Menguasai sekalian manusia, Tuhan yang berhak disembah oleh sekalian manusia, Dari kejahatan pembisik penghasut yang timbul tenggelam, Yang melemparkan bisikan dan hasutannya ke dalam hati manusia, dari kalangan jin dan manusia”. Surah An-Nas<br /><br />Dari Tirmidhi diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-Khudri; Nabi Muhammad s.a.w selalu meminta perlindungan daripada kejahatan jin dan perbuatan hasad manusia. Apabila surah al-falaq dan an-nas turun, baginda ketepikan yang lain dan membaca ayat-ayat ini sahaja.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />27.<span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong> اَلْفَاتِحَةَ<br />إِلَى رُوحِ سَيِّدِنَا الْفَقِيْهِ الْمُقَدَّمِ مُحَمَّد بِن عَلِيّ باَ عَلَوِي وَأُصُولِهِمْ وَفُرُوعِهِمْ وَكفَّةِ سَادَاتِنَا آلِ أَبِي عَلَوِي أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَبِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِ هِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ وَالآخِرَةِ. </strong></span><br />27. Bacalah Al-fatihah kepada roh Penghulu kita al-Faqih al-Muqaddam, Muhammad ibn Ali Ba’alawi, dan kepada asal-usul dan keturunannya, dan kepada semua penghulu kita dari keluarga bani ‘Alawi, moga-moga Allah tinggikan darjat mereka di syurga, dan memberi kita manfaat dengan mereka, rahsia-rahsia mereka, cahaya mereka di dalam agama, dunia dan akhirat.<br /><br />28.<span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong> اَلْفَاتِحَةَ<br />إِلَى أَرْوَاحِ ساَدَاتِنَا الصُّوْفِيَّةِ أَيْنَمَا كَانُوا فِي مَشَارِقِ الأَرْضِ وَمَغَارِبِهَا وَحَلَّتْ أَرْوَاحُهُمْ - أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَبِعُلُومِهِمْ وَبِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِ هِمْ، وَيُلْحِقُنَا بِهِمْ فِي خَيْرٍ وَعَافِيَةٍ.</strong></span><br />28. Bacalah al-fatihah kepada roh-roh Penghulu kita Ahli Ahli Sufi, di mana saja roh mereka berada, di timur atau barat, moga moga Allah tinggikan darjat mereka di syurga, dan memberi kita manfaat dengan mereka, ilmu-ilmu mereka, rahsia-rahsia mereka, cahaya mereka, dan golongkan kami bersama mereka dalam keadaan baik dan afiah.<br /><br />29. <span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>اَلْفَاتِحَةَ<br />إِلَى رُوْحِ صاَحِبِ الرَّاتِبِ قُطْبِ الإِرْشَادِ وَغَوْثِ الْعِبَادِ وَالْبِلاَدِ الْحَبِيْبِ عَبْدِ اللهِ بِنْ عَلَوِي الْحَدَّاد وَأُصُوْلِهِ وَفُرُوْعِهِ أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّة وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ بَرَكَاتِهِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ وَالآخِرَةِ</strong></span>.<br />29. Bacalah fatihah kepada roh Penyusun Ratib ini, Qutbil-Irshad, Penyelamat kaum dan negaranya, Al-Habib Abdullah ibn Alawi Al-Haddad, asal-usul dan keturunannya, moga moga Allah meninggikan darjat mereka di syurga, dan memberi kita manfaat dari mereka, rahsia-rahsia mereka, cahaya dan berkat mereka di dalam agama, dunia dan akhirat.<br /><br /><br />30.<span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong> اَلْفَاتِحَة<br />إِلَى كَافَّةِ عِبَادِ اللهِ الصّالِحِينَ وَالْوَالِدِيْنِ وَجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ أَنْ اللهَ يَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيَنْفَعُنَا بَأَسْرَارِهِمْ وبَرَكَاتِهِمْ<br /></strong></span>30. Bacalah Fatihah kepada hamba hamba Allah yang soleh, ibu bapa kami, mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, moga moga Allah mengampuni mereka dan merahmati mereka dan memberi kita manfaat dengan rahsia rahsia dan barakah mereka.<br /><br />31. <span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>(ويدعو القارئ):</strong></span><br />31. Berdoalah disini apa yang di hajati. :<br /><br /><span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>اَلْحَمْدُ اللهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وأَهْلِ بَيْتِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ بِحَقِّ الْفَتِحَةِ الْمُعَظَّمَةِ وَالسَّبْعِ الْمَثَانِيْ أَنْ تَفْتَحْ لَنَا بِكُلِّ خَيْر، وَأَنْ تَتَفَضَّلَ عَلَيْنَا بِكُلِّ خَيْر، وَأَنْ تَجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْخَيْر، وَأَنْ تُعَامِلُنَا يَا مَوْلاَنَا مُعَامَلَتَكَ لأَهْلِ الْخَيْر، وَأَنْ تَحْفَظَنَا فِي أَدْيَانِنَا وَأَنْفُسِنَا وَأَوْلاَدِنَا وَأَصْحَابِنَا وَأَحْبَابِنَا مِنْ كُلِّ مِحْنَةٍ وَبُؤْسٍ وَضِيْر إِنَّكَ وَلِيٌّ كُلِّ خَيْر وَمُتَفَضَّلٌ بِكُلِّ خَيْر وَمُعْطٍ لِكُلِّ خَيْر يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن.<br /></strong></span>Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam, segala puji pujian bagi-Nya atas penambahan nikmat-Nya kepada kami, moga moga Allah mencucurkan selawat dan kesehahteraan ke atas Penghulu kami Muhammad, ahli keluarga dan sahabat-sahabat baginda. Wahai Tuhan, kami memohon dengan haq (benarnya) surah fatihah yang Agung, iaitu tujuh ayat yang selalu di ulang-ulang, bukakan untuk kami segala perkara kebaikan dan kurniakanlah kepada kami segala kebaikan, jadikanlah kami dari golongan insan yang baik; dan peliharakanlah kami Ya tuhan kami. sepertimana Kamu memelihara hamba-hambaMu yang baik, lindungilah agama kami, diri kami, anak anak kami, sahabat-sahabat kami, serta semua yang kami sayangi dari segala kesengsaraan, kesedihan, dan kemudharatan. Sesungguhnya Engkaulah Maha Pelindung dari seluruh kebaikan dan Engkaulah yang mengurniakan seluruh kebaikan dan memberi kepada sesiapa saja kebaikan dan Engkaulah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Amin Ya Rabbal Alamin.<br /><br /><br />32. <span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ رِضَـاكَ وَالْجَنَّـةَ وَنَـعُوْذُ بِكَ مِنْ سَـخَطِكَ وَالنَّـارِ.</strong></span> <strong>(3</strong><br />32. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon keredhaan dan syurga-Mu; dan kami memohon perlindungan-Mu dari kemarahan-Mu dan api neraka. (3X)<br /><br />Dari Tirmidhi dan Nasa’i, diriwayatkan daripada Anas ibn Malik: Rasulullah s.a.w. bersabda, “Jikalau sesiapa memohon kepada Allah untuk syurga tiga kali, Syurga akan berkata, “Ya Allah bawalah dia ke dalam syurga;” dan jikalau ia memohon perlindungan dari api neraka tiga kali, lalu neraka pun akan berkata, “Ya Allah berilah dia perlindungan dari neraka.”<br /><br /><span style="font-size:180%;color:#33ff33;"><strong>انتهى الراتب الشهير</strong></span><br /><strong><span style="font-family:verdana;">Tamat Ratib Al-Haddad<br /></span></strong>.<br /></div><div align="left"></div>DAKWAH ANAK IBU KOTAhttp://www.blogger.com/profile/00221740117250781422noreply@blogger.com7